Oleh "Aufiah Farhana".
Dia adalah anak yang memiliki sifat tidak bersyukur dengan apa yang dimilikinya. wajahnya dipenuhi dengan debu yang beterbangan, berasal dari keluarga miskin yang tinggal di bawah jembatan sebagai pemulung. Namanya adalah Rey. Setiap paginya Rey dan ayahnya mencari rezeki dengan memulung sampah plastik dan barang bekas lainnya untuk di jual, di tengah perjalanan mereka melihat sebuah rumah mewah yang megah dan lokasinya sangat luas.
"Wow rumah ini Sangat mewah" kata Rey sambil menarik baju Ayahnya.
"Iya, Sangat Mewah Nak " ujar sang Ayah Sambil Memulung.
"Bruuukkkk"..... terdengar suara hantaman mobil yang menabrak kantongan kecil milih Rey. Tiba tiba mereka melihat seorang Anak kecil yang memegang mainan turun dari mobil dengan Ayahnya.
"Bukannya minta maaf malah pergi" bisiknya
"Ayo kita pulang Rey" teriak Ayahnya. Rey hanya bisa berhayal untuk memiliki mainan yang mewah itu. Sesampainya di rumah, Rey memaksa Ayahnya untuk membeli mainan "Dari mana kita dapat uang sebanyak itu". "Bagaimana pun caranya Aku harus beli mainan itu" dengan nada tinggi, Ayah dan Ibunya pun terdiam tanpa melanturkan satu kata.
"Ibuuuu.... Makan malam hari ini apa? kosong? Teriak Rey.
"Iya nak, Ibu tidak punya uang beli makanan, hemm.. Untuk sementara kita puasa yah".
"Puasaa?Aku iri dengan anak yang lain setiap hari makan enak, makan ini, itu !!!" Sambil merintihkan air mata dan meninggalkan rumah. Ibu dan Ayahnya mengerjar tetapi mereka kehilangan jejak Rey. Keesokan harinya Ayah Rey kembali memulung seperti biasanya,
"Dompet siapa ini?" Bingungnya, kemudian Ia membukanya dan dan melihat uang jutaan rupiah, Ia kaget dan langsung mengembalikan kepada pemiliknya sesuai dengan KTP yang bernama Pak Irwan.
"Assalamualaikum" Teriaknya,
"WaalaikumSalam" sambil Membuka Pintu. "Apakah ini benar Pak Irwan?
"Iya, saya sendiri, ada apa?
"Maaf mengganggu aktivitasnya Pak, saya hanya ingin mengembalikan dompet bapak Yang Jatuh".
"Ohh iya Pak terima kasih telah mengembalikan dompet saya. Ini ada sedikit rejeki dari saya untuk Bapak" Sambil menguyurkan uang.
"Terima Kasih Pak, tapi saya ikhlas bantu Bapak".
"Tidak, anggap Saja ini sebagai rejeki Bapak"
Mau tidak mau Ayah Rey menerima uang yang di berikan oleh Pak Irwan dan begegas pulang ke rumahnya, membelikan makanan, mainan, serta baju untuk Istri dan Anaknya.
Di tengah perjalanan, Ia menulis surat yang berisikan
"Ayah minta maaf kepada kalian berdua, hanya ini yang bisa saya berikan, tetapi saya terus bekerja keras dengan cara memulung demi menafkahi keluarga kita, yang penting halal, I LOVE YOU"😊.
tulisnya dengan tangan gemetar, bibir yang pucat, dan air mata yang bercucuran. Tanpa di sadari kertas itu pun terbang terbawa angin tetapi Ia terus mencarinya, tak henti henti ajalnya pun telah tiba Ayah Rey meninggal di tabrak mobil demi mencari sepercik surat untuk Istri dan Anaknya, Ia pun langsung di bawah ke rumah sakit oleh warga. Mendengar berita tersebut Istri dan Anaknya kaget dan langsung bergegas ke rumah sakit. Mereka tidak sanggup melihat jasadnya, air mata bercucuran keluar tanpa di sadari, melihat surat yang di tulisnya serta mainan yang dia idamkan selama ini. Sedih, marah, kecewa dan menyesal berkumpul jadi satu, menyumbat aliran nafas, memberatkan langkah, Tapi air mata sudah tak ada gunanya lagi ketika tubuhnya kembali menyatu dengan bumi. Rey menyesal dengan semua yang dia perbuat ke Ayahnya dan melapangkan dada demi kepergiannya.😞
"AKAN ADA PENYESALAN DI SETIAP PERJALANAN. KEHABISAN KESEMPATAN UNTUK MEMBAHAGIAKANNYA, SEMAKIN DI RATAPI. SEMAKIN KURANG DI RASA WAKTU KEBERSAMAAN KITA DENGAN MEREKA. DAN KESEMPATAN UNTUK MEMBAHAGIAKANNYA PUN SUDAH HABIS, YANG BISA KITA LAKUKAN HANYALAH MENDOAKANNYA" 😇
0 komentar:
Posting Komentar