Oleh : ASILAH NURUL MUKHTI
Pagi ini Mulan berangkat menuju sekolah. Tentunya bersama sahabatnya, Lisa. Mulan merasa Lisa adalah satu satunya sahabat yang bahkan sampai detik ini tak pernah meninggalkannya seorang diri. Mereka bersahabat sejak menduduki bangku sekolah dasar, dan sampai detik ini mereka telah berada di sekolah menengah atas. Awalnya Mulan begitu bersikeras ingin berangkat sekolah sendiri, karena ia punya sopir pribadi, tapi Lisa memaksanya untuk berangkat bersama. Toh siapa tau Lisa bisa bertemu cogan di sekolah Mulan. Hehehe. Btw, Mulan dan Lisa beda sekolah ya. Kini waktu menunjukkan pukul 7 kurang 10 menit. Mereka telah tiba di SMA NUSA bangsa. Itu sekolah Mulan. "Lan, kalau lo liat cogan di sekolah lo, boleh lah ya mintain nomornya buat gue" ucap Lisa dengan senyuman menggodanya. "astagfirullahalajim kamu ini genit banget" balas Mulan terkekeh. Tanpa membuang waktu lebih, Lisa pun segera beranjak untuk kemudian menuju sekolahnya. Mulan berjalan mencari kelas yang bertulisan XI IIS 2. Oh iya, Mulan adalah murid pindahan baru di SMA NUSA BANGSA ini. Karena menurut orang tuanya, cuman SMA ini yang lumayan dekat dari rumah mereka. Yah, mau tidak mau Mulan harus mengikuti kemauan orangtuanya. Walaupun mencari teman baru adalah sebuah hal tersulit Baginya. Mulan adalah seorang gadis yang sulit beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Itulah mengapa, cuma Lisa yang begitu dekat dengannya. Mulan cukup merasa parno an kalau ada orang yang sok kenal dengannya, dengan artian SKSD (sok kenal sok dekat). Padahal Lisa selalu memaksa Mulan untuk coba mencari teman yang yang lain. Kan tidak selamanya Lisa akan selalu ada untuk Mulan.
XI ISS 2
Tanpa rasa ragu Mulan melangkahkan kakinya menuju kelas itu. Kelas yang awalnya sepi, kini cukup bising. "wah itu murid baru yah? " "cantik banget parah" "cop punya gue" "ih sok kalem banget dah". Suara-suara itu cukup terdengar jelas ditelingaku. Aku melangkah menyusul seorang guru yang sedang memberi materi di kelas ini. "Assalamualaikum bu" ucapku sedikit canggung. "Waalaikumsalam, oh ini yang murid baru kan? " ucap guru wanita di depanku. Balasku hanya sekedar anggukan. "ya sudah, silahkan perkenalkan diri terlebih dahulu" huftt, hal yang paling gue gak suka. Batinku. "perkenalkan nama gue Mulan Griya Adiyatma, bisa dipanggil Mulan. Gue pindahan dari SMA 1 Garuda." ucapku begitu canggung. Sialnya gue disuruh duduk di dekat cowo yang katanya juara sekolah. Yah mau gimana lagi gue mah percaya percaya aja, siapa tau ilmunya ngalir ke gue:v. Tanpa rasa malu, gue mamaksakan diri buat coba kenalan sama orang di dekat gue. Bismillah bantu aku ya Allah, terpaksa harus mutusin urat malu dulu:(. Batinku. Pft... "hai, nama gue Mulan. Nama lo siapa? " ucapku sambil menjulurkan tangan bermaksud untuk kenalan. Argg, sial. ini pertama kali gue yang ajak orang kenalan. Malu banget parah. Tak terlihat tanda-tanda balasan uluran tangan darinya. Mungkin saja mager. Lirihku. Dengan rasa malu yang sumpah ini pertama kali Mulan merasa begitu malu dengan dirinya. Allahuakbar, sombong amat. Gumamku bersuara. "apa lo bilang" ucap lelaki disampingku itu sambil menatapku datar. Tapi nadanya bukan membentak atau bersuara keras, melainkan bersuara lembut. Omaigatt bisa dibayangkan gaisss:"). Balasku hanya tersenyum malu sekaliiii. Bisa bisanya suaraku terdengar jelas di telinganya. "Nama gue Dio" lanjutnya dengan posisi yang berfokus dengan bukunya. Pelajaran kembali dimulai. Hari demi hari kulalu seperti biasanya. Tak ada yang special di setiah harinya. Terkecuali Dio. Kini ia begitu berbeda dengan awal pertama ketemu. Walaupun kini kita bisa dibilang lumayan akrab, tetapi terkadang sifat cueknya tetap saja Membuatku risih. Tanpa dirasa, sudah hampir 5 bulan aku berada di SMA NUSA BANGSA ini. Tentunya bisa dapat sahabat baru lagi. Oh iya, kabar Lisa juga baik baik saja. Katanya, dia sedang berada di fase pdkt dengan teman sekolahku, tapi dia selalu merahasiakan itu. Katanya kalau sudah taken baru diberitahu. Dasar bocah bucin. Hari demi hari berlalu. Setiap akhir tahun, katanya sekolahku mengadakan porseni atau biasa disebut pekan olahraga dan seni. Jadi setiap kelas harus mendaftarkan anggotanya untuk ikut serta dalam porseni ini. Dani selaku ketua kelasku mulai gelisah. Tersisa satu slot lomba lari yang belum terisi. Dio berjalan menuju kearah Dani dan memberitahunya sesuatu. Bisikan Dio membuat Dani mengganguk mengerti dan sedikit terkekeh. "Mulan katanya kamu jago lari ya? " ucap Dani kepadaku. Dio hanya tersenyum simpul sembari kembali ke bangkunya. Walaupun Mulan dulunya seorang atlet lari pada jaman smpnya. Tapi, kini ia begitu merasa terasing lagi dengan hobinya yang dulu. "hah!! Apa apaan sih lo Dioooo" teriakku kesal. Hanya kekehan dari Dio yang terdengar jelas di telingaku. "ish, nyebelin loh! " sambungku. Mau bagaimana lagi, kini namaku telah didaftarkan sebagai peserta lomba lari dari kelas XI IIS 2.
Porseni kini dimulai. Giliranku belum diumumkan. Ada sekitar 3 ronde di pertandingan lari ini. Dan aku di ronde kedua. Perasaan bercampur aduk. Antara semangat dan nervous. Tapi Dio selalu bilang kalau aku pasti bisa. "semangat yahh Mulan. Ngapain sih ngambek terus. " ucap Dio sambil merapikan poniku yang tak rapi. Perlakuan Dio yang selalu membuatku blushing. Fyi, Dio aslinya gak begitu cuek sih kalau sama gue. Katanya sih gue udah dianggap sahabatnya.wkkwkw. "semua gara gara loh. Arhhh gue nervous banget asliii." teriakku kesal sambil mencoba menggaruk garuk kepalaku yang tidak gatal itu. Seketika pipiku memanas, saat sebuah tangan mencoba mengambil tanganku dan kemudian digenggamnya. Is this worthy of being said as the treatment of a bestfriend, right? Batinku. Tanpa menunggu lama, dan malas berlama lama dengan Dio yang si tukang ngebaperin, akhirnya kini ronde kedua dimulai. "ayoo kamu harus semangat, Jangan kayak orang yang gak punya niat hidup gitu. " ucap Dio terkekeh. "awas aja lo. " ucapku sinis ke arah Dio sambil berlari menuju lapangan. Babak pertama di ronde kedua telah berakhir, dan ajaibnya gue masuk di babak final. It's a impossible thing to do. But I can do it. Dio mulai memberiku tanda untuk kembali ke tempatku. Sekedar untuk beristirahat sebelum babak final dimulai. Dio memberiku botol mineral. Kuterima hanya dengan dengan balasan senyuman paksa. "sama-sama." ucap Dio. Babak yang ditunggu tunggu segera dimulai. "Doain gue yah Dio" ucapku nervous. Balasan Dio hanya sekedar mengacungkan jempol sambil berteriak memberiku semangat. Putaran pertama berjalan lancar, putaran kedua hingga putaran ketiga membuatku merasa oleng. Ditambah dengab teriknya mentari membuatku tak dapat menahan peningnya kepalaku ini. Tanpa sadar, brukkkk. pengelihatanku mulai tak jelas kemudian semuanya terasa gelap. Aku terbangun dengan kepala yang cukup pening. "Dioo, Dio. Woi Dio! !" teriakku Kesal ditambah lagi kepalaku yang semakin pening. Seorang lelaki membuka pintu dan berjalan ke arahku sambil membawa sebotol air mineral. "lo siapa?" ucapku heran. "ohiya nama gue Alex. Panitia lomba lari. " tatapanku melongo tak percaya, ternyata orang ini adalah senior, OMG. "nih minum" lanjutnya kemudian memberiku sebotol air mineral itu. "Makasih.. kkak. " balasku. Setelah berpamitan, kuraih handphoneku yang berada diatas nakas itu. Kemudian mencari nama Dio. "hmm halo, loh udah sadar? " ucap dia terdengar dari benda pipih itu. "luh mah ga setia kawan, kok loh ninggalin gue seorang diri sih disini, mana lagi ada senior dah, malu gue. "ucapku kesal. "yah abis gue mau bantuin angkat loh, di duluin ama tuh senior." lirih Dio. "what the helll!!! Jadi bukan loh yang bawa gue kesini? Ais malu dah gue, ga sempat terima kasih lagi hehehe"teriakku. "ih apaan dah, asal loh tau yah tuh senior badboy bangett lan, lo jangan sampe suka ama dia ya. Gue ga bakal setuju. " ucap Dio di seberang sana. "yaelahhh, iyya bawel. Sini dong bawain gue jus jeruk. " ucap Mulan memohon dengan manjanya. Hari demi hari berlalu. Bulanpun ikut berlalu. Tak terasa kini waktu membuat Mulan tak percaya. Perasaan baru kemarin deh gue naik SMA, kok udah mau naik kelas 12 siii. " batin Mulan. Oh iya skefo, ternyata Mulan makan omongan sendiri. Katanya dulu gak akan mau sama senior yang namanya Alex. Eh, tau taunya mereka udah taken aja bulan lalu. Nasib Dio? Ya marahlah. Bahkan menurut Dio, Mulan selalu punya alasan buat ga nerima ajakan si Dio, misalnya Dio mau ditemenin ke toko buku. Tapi, Mulan lebih banyak meluangkan waktunya bersama Alex. Bahkan Lisa pun tak begitu yakin dengan hubungan mereka. Btw, orang yang Lisa incar incar di sekolah Mulan adalah Dio. Ia baru tau saat Mulan membaca diary milik Lisa. Bahkan Mulan sangat bahagia saat ia tau kalau sahabat nya suka terhadap sahabatnya yang lain. Menit berganti menit. Jam berganti jam. Bahkan haripun ikut berganti. Saat itu hari yang begitu special bagi Mulan, maksudnya bagiku. It's my birthday. And my sweet 17. Acara kecil kecilan sekedar syukuran akan diadakan di rumah ku malam ini. Hanya teman teman dan kerab dekatku saja yang kuundang termasuk kak alex dan gang nya. Kini Waktu menunjukkan pukul 18:25 malam. Acara akan diadakan pada pukul 19:00 malam ini, Lisa dan Dio telah tiba sejak sore tadi sekedar untuk membantuku mempersiapkan acara ini. Teman temanku juga mulai berdatangan. Namun, Alex tak kunjung datang. Ia janji akan tiba pukul 7 malam katanya, namun bahkan kini telah memasuki pukul 8. "ahh shit, Alex dimana sih!?" batinku sembari mencoba menelponnya lagi. Dio berjalan menghampiriku yang tengah duduk bersantai di taman rumahku. "masih nunggu Alex? " tanya Dio lembut. "weits, kayak tuyul aja loh tibaa tiba muncul. "teriakku. Dio menghela nafas kasar. Pikirannya kiri sungguh tak karuan. 5 menit yang lalu, ia dapat berita bahwa Alex bersama gangnya sedang berada di sebuah club malam bersantai ria dengan wanita wanita jalangkung itu. Wanita murahan maksudnya. Berita itu tiba tiba ia dapatkan dari sekelasnya yang sedang mampir untuk bersantai sejenak di club malam tersebut. Dio ingin sekali rasanya memberitahu Mulan semuanya. Tapi bahkan Mulan kini tak mau percaya dengan omongan Dio tentang Alex. " Lan, gue sayang sama lo. " uxap Dio pelan. Tiada hujan tiada angin. Tiba tiba saja itu seperti petie bagi Mulan. Tidak seperti biasanya dio bilamg begini. "apansih ga lucu candaanya. " balasku" hening. Tiba tiba saja hening. Dio sedang melamun menatap batu kerikil di depan nya. "gue serius Mulan. Lo nya aja yang gak pernah peka. Selalunya bilang kalau gue becanda lah, atau apa lah. Tapi kali ini gue serius." hening. "oiya, gue cuma mau bialng kalu pacar lo lagi di club sama temen temennya. Nih buktinya. " lanjut Dio sembari memberikan benda pipih itu kepad Mulan. Mulana hanya melongo tak percaya. Apa ia sedang bermimpi? Entahlah.
0 komentar:
Posting Komentar