Oleh : Asilah Nurul Mukhti
Hari ini mentari datang menyambut hadirnya pagi. Seperti biasanya, Adel berjalan menuju halte bus untuk bisa tiba di sekolahnya. Ia adalah seorang gadis miskin yang hidup sebatang kara bersama ayahnya. Sifat angkuh serta egois yang dimiliki Adel membuat ayahnya selalu mengeluhkan diri. Ayah Adel adalah seorang kuli bangunan di kota tempat tinggal mereka.
Namun, Adel bertingkah sebaliknya jika telah berada di sekolahnya. Ia seakan-akan adalah gadis kaya raya dan suka menghamburkan uang. Namun sebaliknya, ayahnya selalu di buat dusah oleh Adel. Setiap kali adel ingin membeli sesuatu harus dituruti oleh ayahnnya. Bahkan itu sebuah keharusan bagi ayahnya. Tetapi ayahnya tak pernah membantah. Sekuat tenaga ia akan mencari pekerjaan lain untuk sekedar memenuhi kebutuhan tersier anaknya. Adel bahkan begitu mudah menghambur hamburkan uang. Sesekali ia akan mengajak teman temannya untuk membeli barang branded yang ada di mall. Atau masih banyak lagi.
Bahkan Adel tidak menggagap ayahnya adalah ayah kandungnya sendiri. Ia selalu memanggilnya supir pribadinya di depan para teman temannya. Bodohnya, teman teman adel bahkan percaya akan semua itu. Hingga suatu ketika, sekelas adel yang bernama Meisa begitu curiga dengan kekayaan Adel. Ia bahkan membontoti Adel saat bergegas pulang ke rumahnya. Meisa begitu kaget saat melihat tumah yang dimasuki oleh Adel, dengan sigap ia mengeluarkan benda pipih yang berada di kantong bajunya dan kemudian mengambil gambar. Meisa awalnya begitu dengan gerak gerik Adel. Dan akhirnya ia menemukamn semua jawaban dari kecurigaanya.
0 komentar:
Posting Komentar