Aisyah berlari dengan napas memburu. Di belakang terlihat seseorang yang tak ia kenal terus mengejarnya. Ia pun teringat kejadian pagi tadi, saat tak sengaja menumpahkan kopi panas pada seorang pria berparas tampan, di kafe langganannya. Ekspresi marah sangat nampak di wajah pria tersebut, tapi Aisyah lebih memilih meminta maaf dengan suara pelan, kemudian pergi meninggalkannya. Pria dengan rambut panjang tersebut memanggil, meskipun Aisyah mendengarnya, ia terus berjalan. Tak disangka, pria yang tadi pagi ia temui kini mengejarnya. Hati Aisyah bertanya, 'Apakah pria itu ingin membunuhnya?'
Pria tersebut meneriakkan sesuatu dengan suaranya yang lantang, membuat Aisyah semakin ketakutan. Ia terus berlari tanpa peduli teriakan pria tersebut, karena teringat akan sebuah drama pembunuhan yang baru saja ditontonnya. Terlebih jarak di antara keduanya kian memendek.
Pria yang mengejar kini mendekat, membuatnya semakin panik. Ingin berteriak, tapi tidak mungkin karena langit sudah gelap dan hujan mulai turun. Ia menyalahkan dirinya yang berlari tanpa arah hingga menuju sebuah taman yang sudah lama tak terpakai akibat kejadian pembunuhan. Sunyi dan sepi, membuat hatinya semakin menciut. Aisyah mulai kelelahan, tanpa sengaja kakinya tersandung batu dan kemudian jatuh ke tanah yang basah. Kini ia berhadapan dengan sosok pria yang mengejarnya. Pria tersebut berjongkok lalu mengikat rambut panjang yang menutupi wajahnya hingga terlihat dengan jelas. "Syahir!".Aisyah terkejut saat mengetahui pria tersebut adalah seseorang yang sangat ia cintai.
0 komentar:
Posting Komentar