Hujan, aku menangis dibawah awan hitam. Aku tidak akan pulang kalau begini. Sudah menjelang malam, para pekerja bersama-sama ingin pulang. Berebut menaiki angkot yang hanya muat kira-kira 15 orang. Baiklah aku akan berdiri dipintu, tak apa, yang penting bisa sampai di rumah. Tapi orang lain sudah berlarian menuju pertigaan jalan ketika melihat angkot. Aaa, sial, aku tak tahu kenapa tidak ikutan kesana.
"Kalau begini kapan kita sampai rumah?" Salah seorang temanku mengadu. Aku kasihan dengannya, pakaian yang dikenakannya sudah basah kuyup.
"Kenapa kita tidak kesana saja?" Tanyanya lagi, sedikit iri melihat karyawan yang sudah menaiki angkot. "Karena kita gengsi?" Jawabnya kemudian. Entah untukku atau untuk dirinya sendiri. Yang pasti, kami tak menghiraukan harga diri atau pun tatapan meremehkan orang lain yang hanya bisa berdiri memandang kami yang berusaha mencapai pemberhentian angkot pertama. Asyiknya bisa pulang cepat.
0 komentar:
Posting Komentar