Sore itu aku ditemani kering kerontang pepohonan di jalan saat hatiku terasa patah bak ranting pepohonan yang mudah patah.aku tak tahu kapan ini bermula soreku nampak tak disapa oleh kehangatan senja yang ada hanya awan gelap menandakan akan turun hujan,langit yang tadi berwarna biru mulai menampakkan kelabu dan gelap yang tak bisa di terjemahkan.tak ada yang faham bagaimana kondisiku saat ini,apa yang terjadi sebenarnya .dia yang selalu ada disampingku teman bahkan kuanggap seperti saudaraku sendiri yang kemana kemana kami selalu bersama sama ,tapi bak mata terbuka semua terasa cepat yag tidak bisa ditebak apa sebabnya.hingga akhirnya aku hanya menyusuri jalan sepi yang tak ada penghuni dan tak terdengar suara hiruk pikuk keramaian agar tidak terdengar suara drasku yang mulai tumpah
hari itu sepertinya semua pamit meninggalkanku yang semulanya menyapa,ternyata aku harus menerima realita pahitnya realita hari ini tak ada lagi harap mentari dan senyukumku merekah.tiba tiba hujan turun dengan derasnya bak air yang tertumpah dengan sengaja dibuang percuma aku tak tahu siapa penyebabnya kemanakah sedih ini akan bermuara.Bahkan tangan yang ingin mengenggam salah satu payungnya mulai gemetar takut untuk mengggapainya sebab hari itu jadi situasai yang tak bisa diterjemah yang benar benar menipuku,semakin banyak payung yang datang untuk melindungiku dari hujan tak berujung justru aku tak mampu memegang semuanya hujan ini tetap saja tak berhenti.
sore itu disudut tepi dari lurusnya jalan raya yang sepi serta ditemani pepohonan yang sudah di basahi hujan,sambil menapaki jalan aku bertanya tanya "kok aneh yah biasanya ikhwan kalau ada yang perlu ditanyakan hanya menelponku,tapi kenapa sore ini ia ingin menemuiku di tempat biasa,mengapa hari ini aku harus menemuinya di tepi jalan padahal cuaca sedang tak bersahabat langit yang semulanya cerah mulai nampak gelap,gemercik air hujan mulai jatuh dengan suara nyaringnya menimpa atap rumah orang".5 menit kemudia Ikhwan datang .setelah tanda tanyaku yang yang tak terjawab dan tidak mempunya titik tengah"assalamualaikum,raa nunggu lama yah? afwan soalnya abi tadi lama pakai mobilnya,caca juga pakai motor untuk ke kajian,jadi aku harus nunggu abhi pulang deh".karena tak ada kursi pembicaraan sebagai penengah,aku juga mulai melow dengan firasat anehku."raaa,alhamdulillah aku mendapat beasiswa kuliah ke china,aku akan berangkat 2 hari lagi nih"kata ikhwan yang sangat bahagia dengan senyum merekah diwajahnya.aku yang mendengar kabar itu bahagia namun aku juga sedih karena aku dan dia akan sulit bertemu,"alhamdulillah yah wan kamu baik baik yah disana"kataku sambil tersenyum padahal hatiku sedih,akhirnya tanda tanyaku semua terjawab kami pun pergi kesebuah kafe sambil berbincang bincang,namun hati tak bisa dibohongi karena selama ini aku kagum pada ikhwan,ia sosok laki laki yang sopan kepada semua perempuan,dan ibadahnya yang terjaga aku bersyukur mempunyai seorang teman seperti dia.Sepertinya hujan mengerti perasaanku ia turun bak air yang tumpah percuma.untuk menyembunyikan sedihku di maret ini bak air yang tumpah percuma,tapi dayaku habis aku hanya bis mengikhlaskannya pergi mengerja cita citanya.
0 komentar:
Posting Komentar