Teriknya matahari tak melunturkan niatan gadis
itu untuk membeli kopi di salah satu kedai ternama di kota tersebut. Di temani
oleh sahabatnya ia berjalan kaki sembari berbincang ria mengenai kasus
pembunuhan yang akhir-akhir ini marak diberitakan. Gadis itu duduk di salah
satu kursi tunggu sementara sahabatnya pergi untuk memesan kopi mereka. Ia
memainkan ponselnya dan membaca berita pembunuhan itu sembari sesekali bergumam.
Helaan napas terdengar yang mengharuskan dirinya mendongak. Lalu berdiri dengan
terpaksa ketika seseorang itu menarik lengannya keluar dari kedai itu.
Sepertinya kesialan menimpanya hari ini, cuaca sangat panas dan ia bertemu
pemuda itu lagi. Pemuda yang akhir- akhir ini selalu mengganggunya.
“Hei, kita bertemu lagi Rose.” Ucapnya dengan
seringaian. “Berhenti memanggilku Rose! Namaku bukan Rose, mengerti?!” tawa
hambar mengudara dari bibir pemuda itu. “Namamu memang bukan Rose. Tapi sifatmu
sangat mencerminkan Rose, cantik namun berbahaya. Siapa sangka gadis sepertimu
pernah membunuh seseorang? Sahabatmu yang malang, harus bersahabat dengan gadis
licik sepertimu.” Gadis itu terkejut. “Jangan asal bicara! Tau apa kau tentang
aku?”,“Aku jauh lebih mengenalmu dari dirimu sendiri.” Pemuda itu kembali
menyeringai . “Membunuh seorang gadis berusia 18 tahun, lalu melakukan operasi
agar wajahmu menjadi sama dengannya dan hidup sebagai gadis itu, apa aku benar?
Jangan macam-macam denganku nona, aku tau semua tentang kehidupanmu.” Pemuda
itu tersenyum licik. “Lantas apa maumu?” Tanya sang Gadis, ia merasa terpojok
sekarang. “Jadi milikku dan semuanya selesai.” Jawab pemuda itu dengan santai.
Ia
teringat lagi bagaimana ia menjadi milik pemuda licik yang sayangnya sekarang
sudah menjadi tunangannya. Sepertinya ia akan hidup dengan tidak tenang. Dibalik
cerita masa lalunya yang kejam ia memang menyimpan sebuah alasan mengapa ia
melakukannya, tetapi sekarang sudah ada yang mengetahui kejahatannya dan
sepertinya memang sudah saatnya menyudahi hal ini. Ia melakukan ini untuk balas
dendam kepada seseorang yang telah membunuh ibunya dengan cara membunuh anaknya
dan bertingkah seperti anaknya. Dibalik apapun alasannya melakukan pembalasan
dendam, seharusnya ia sadar sejak awal bahwa sesuatu yang buruk akan berakhir
indah bila dibalas dengan kebaikan. Mengapa ia baru tersadar sekarang? Setelah
ia mendapatkan karma atas perbuatannya. Sesuatu yang dimulai dengan buruk akan
berakhir buruk juga. Sekarang ia hanya berharap dapat menjalani kehidupannya
dengan baik. Penyesalan memang selalu berada diakhir dan sekarang tiada gunanya
menyesal.
🌹🌹🌹
0 komentar:
Posting Komentar