oleh : Asilah NM
aku duduk terdiam sambil menghayati alunan lagu yang terputar di cafe klasik itu. sambil menatap padatnya jalan raya, aku menunggu kedatangannya. dia yang selalu ada di sisiku. dia yang begitu kucintai, tapi terhalang oleh ikatan persahabatan ini. "Dinda" sebuah seruan membuyarkan lamunanku. kumenatapnya sejenak, apakah benar dia? dia yang selalu berpenampilan rapi dan elegan, tapin lihatlah pria dihadapanku ini, jambang yang tumbuh disekitar dagunya, rambut yang begitu acak acakan, serta lingkaran hitam dibawah matanya. namun tak menghapus aura ketampanannya. tanganku terulur untuk menyentuh pipinya, mengusap sejenak sebagai bentuk kerinduanku. "Dindaaa" panggilnya sedikit keras. refleks, aku menjauhkan tanganku dari wajahnya. "lagii?" tanyaku padanya. dia menatapku sendu, " apa aku harus mengakhirinya?" Itu bagus Kev. aku tidak tahan dengan perlakuan Nina terhadapmu. setiap pekan kau selalu menemuiku hanya untuk sekedar menceritakan kisah pilu mu. bisakah sekali ini saja, aku melihatmu tertawa dan tersenyum seperti dulu? dan tak bisakah kamu melihatku?
namun sahabat tetaplah sahabat, aku tau diri untuk tidak keluar dari zona itu. "Kev lebih baik kamu bertemu dengannya, memperbaiki hubungan kalian." ucapku. "a-aku tidak berani Din, aku takut dia memutuskanku." balasnya seraya mengacak rambut frustasi."Kev,kemana perginya pria pemberaniku dulu? yang selalu melindungiku dari siapapun? yang rela dibully hanya karena menjadi sahabatku? Kev, wanita bukan hanya Nina saja. mungkin diluar sana, masih ada wanita yang menunggumu, mencintaimu dalam diamnya. tapi apa? hatimu sudah terkunci dan begitu keras. seakan-akan hanya Nina yang boleh ada dihatimu." ujarku menggebu gebu. ingin sekali rasanya mengatakan 'aku mencintaimu, Kevin Anggara'. "aku sudah mencoba tapi tetap saja" ucap Kevin. look at me Kev. pleaseee. sekali ajaa. wanita di depanmu ini sangat mencintaimu dengan tulus. Lupakan Nina, ia hanya ingin mempermainkanmu. batinku. air mataku sudah berada di ujung. mencintai dalam diam ternyata begitu menyakitkan, tapi bukankah dikhianati itu lebih menyakitkan?
"apa kau tak ingat perlakuan buruk Nina kepadamu? dia memperlakukanmu begitu semena mena. dia hanya mengincar popularitas dan hartamu Kev. dia juga sering menyuruhmu ini itu, tapi kau selalu menurutinya. jadilah pria gentle Kev, jangan jadi pecundang." seketika seluruh air mataku tertumpah. air mata yang penuh dengan kesakitan batin. Kevin mengusap air mata yang turun dipipiku. aku sedikit terkejut dengan perlakuannya. "kenapa malah kau yang menangis? tanya Kevin dengan menatap manik mataku. cause, i love u stupid. "a-aku hanya ingin liat kamu bahagia." balasku. tercetak senyum tipis diwajahnya, tapi mengapa malah tersenyum? "kalau boleh tau, siapa wanita yang menjadi secret admirerku selama ini?" tanya Kevin. "aa-aku tidak tahuu, maksudku mungkin saja ada wanita diluar sana yang menunggumu." elakku gugup. Kevin mengguyur rambutnya. "ais, aku penasaran sekali. pasti ia begitu setia hingga menungguku terlalu lama." balasnya. itu aku Kevinnn, tidakkah kau melihat seorang wanita dihadapanmu ini? mataku kembali memanas, "it's me Kev, it's me. i love you so much" air mataku menderas . tanpa kusadari, sebuah cincin sudah melingkar di jari manisku. aku mendongakkan kepala ke arahnya "ini apa Kev?" ia tak menjawab, malah beranjak dari kursinya dan jongkok di hadapanku kemudian mengeluarkan setangkai mawar dari saku jaketnya. "will you marry me Adinda clara?" ucap Kevin dihadapanku. aku terdiam menatapnya sejenak. mencoba sadar dari lamunanku. "ih ini mimpi kali ya" ucapku pelan sambil menggeleng gelengkan kepala. "it's real Din, sebenarnya aku udah lama putus ama Nina, aku hanya mencoba menguji mu. apakah kau juga benar benar mencintaiku. dan akhirnya kau berani mengungkapkannya juga. maafkan aku Din, udah buat kamu menunggu terlalu lama." lanjut Kevin. air mataku kembali menetes, Kevin menarikku kedalam pelukannya. "so,will you?" "yes, i will" ucapku.
0 komentar:
Posting Komentar